Jumat, 21 September 2012

Kesenian

SENI
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau yang disingkat ISI Yogyakarta adalah sebuah perguruan tinggi seni negeri yang terdapat di Kota Yogyakarta, Indonesia. Tepatnya di Jl. Parangtritis Km. 6, kelurahan desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang seni, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni: fakultas seni rupa, fakultas seni pertunjukan, dan fakultas seni media rekam. ISI Yogyakarta juga telah memiliki Program Pasca Sarjana yang memiliki program S2 dan S3 untuk penciptaan seni dan pengkajian seni. ISI Yogyakarta dibentuk pada 30 Mei 1984 berdasar keputusan Presiden RI No.39/1984 dan diresmikan pada 23 Juli 1984 dengan Prof. Drs. But Muchtar sebagai rektor pertama. ISI dibentuk setelah dilakukannya penggabungan sejumlah sekolah tinggi kesenian yaitu: Akademi Musik Indonesia (AMI), Akademi Seni Rupa Indonesia (STSRI ASRI) dan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI).

[sunting] Sejarah

Sebelumnya ketiga sekolah tinggi seni berdiri sendiri-sendiri. ASRI, berdiri pada tahun 1950 yang semula berstatus Akademi berkembang menjadi Sekolah Tinggi pada tahun 1968 dengan nama STSRI "ASRI". AMI lahir pada 1963 diawali Sekolah Musik Indonesia (SMIND) pada 1952. Sedangkan ASTI merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (KONRI) yang muncul pada tahun 1961. Pada tahun 1973 ketiga pimpinan sekolah tinggi tersebut sepakat membentuk sebuah lembaga pendidkan tinggi seni. Dan akhirnya terbentuklah ISI Yogyakarta pada 1984.
Awalnya ISI Yogyakarta memiliki tiga fakultas yaitu:
  • Fakultas Kesenian (FK) yang merupakan gabungan unsur ASTI dan AMI.
  • Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) perwujudan dari STSRI "ASRI" dan.
  • Fakultas Non Gelar Kesenian (FNGK) untuk program pendidikan Strata 0, sebagai penghasil tenaga/praktisi seni. Fakultas ini akhirnya ditutup berdasarkan keputusan rektor ISI Yogyakarta tahun 1991.
Tahun 1993, Fakultas Kesenian diubah namanya menjadi Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), Fakultas Seni Rupa dan Desain dibah namanya menjadi Fakultas Seni Rupa (FSR). Disusul satu fakultas lagi yaitu, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) pada 1994.
Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni dibuka tahun 2004. Sementara Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni S3 dibuka sejak tahun 2006. Pada tahun 2010 program pasca sarjana membuka Program Magister Tata Kelola Seni.
Di era industri kreatif saat ini, ISI Yogyakarta menjadi yang utama dalam mencetak insan profesional di bidang seni dan industri kreatif. Seniman, desainer, fotografer, artis, aktor, pengelola galeri, pengusaha seni, dan pekerja-pekerja seni dari ISI Yogyakarta menempati pos-pos strategis baik dalam percaturan seni dan industri kreatif di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar