KETIKA SUCI PULANG SEKOLAH
Siang itu suasana panas sekali. Terik matahari
bagaikan mamanggang bumi. Ketika bel berbunyi, Suci bergegas mengemasi
buku-bukunya . Ia ingin segera tiba di rumahnya. Segelas es teh kesukaannya
sudah menari-nari di benaknya.
Dalam perjalanan pulang, Suci berpapasan dengan Pak
Ujang. Tanpa diduga, lelaki setengah
baya itu menghentikan langkahnya.
“selamat siang, Suci! Baru pulang dari sekolah?” tanya
pak Ujang.
“ Eh, pak Ujang!selamt siang, pak, ada keperluan
dengan saya,pak?” jawab Suci.
“ oh, iya ! begini. Bapak sebernya ingin sekali
bertemu dengan pak Arif. Tapi beliau tampaknya sibuk sekali. Bagaimana, ya?”
“ iya, pak. Akhir akhir ayah memang sering pergi demi
keperluan bapak-bapak petani disini, termasuk pak Ujang. Ayah ingin menjual
hasil pertanian yang dikelolah KUD dengan harga yang lebih pantas. Tapi, hari
ini ayah ada di rumah, pak! Seandainya pak Ujang ingin bertemu, bisa kok!”
“ Emm, kalau begitu tolong sampaikan kepada pak
Arief. Selepas magrb n anti, saya akan
datang kerumah. Sampaikan kepada beliau bahwa saya inginn meminjam pupuk di
KUD.”
“ Iya, pak Ujng. Pesan pabak pasti akan saya sampaikan
kepada ayah.”
Belum sempat pak Ujang mengucapkan
terima kasih, tiba-tiba terdengar deru kendaraan bermotor. Tak lama kemudian,
seorang lelaki tertutup jangkung turun dari kendaraan. Beliau adalah pak
Burhan, pegawai penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar